Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".
Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.

Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.

Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.
 
Kabah di bangunan untuk pemersatu umat seluruh duia

"kerinduan kepada baitullah'' di Mekah Al Mukarromah, dan kerinduan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw, yang dimakamkan di Masjid Nabawi Madinatul Munawwarah.

Sejarah

Di dalam Alquran, Surat Ali Imran (surat ketiga) ayat 96 & 97,
Allah berfirman, yang artinya: "Sesungguhnya rumah yang mula-mula
dibangun untuk tempat beribadah manusia ialah baitullah yang di
Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua
manusia. Padanya terdapat tanda-tanda nyata (diantaranya) makam
Ibrahim.''

Asbabun nuzul (latar belakang turunnya) ayat ini diriwayatkan oleh
sahabat Usman bin Sajin tentang adanya perselisihan antara orang
Yahudi yang mengatakan, Baitul Muqoddas merupakan tempat
pengungsian para nabi, dan terdapat di tempat yang suci.

Orang muslim berpendapat Kakbah lebih agung. Kabar ini sampai
kepada Nabi Muhammad saw, maka turunlah ayat 97 surat Ali Imran di
atas.

Dari beberapa hadis diriwayatkan, sebelum diciptakan langit dan
bumi, Arsy berada di atas air. Kemudian Allah SWT mengutus angin
yang kencang, maka air itu kering, muncul di tempat baitullah
seolah-olah seperti kubah, kemudian Allah membentangkan di
bawahnya, maka sedikit demi sedikit menjadi keras.


Allah memberi patok dengan bukit yang disebut qubaisy. Maka bukit
Qubaisy yang bersebelahan dengan Masjid Alharam ini merupakan
bukit/gunung pertama yang ada di dunia.

Di Arasy terdapat Baitul Ma'mur tempat para malaikat bertawaf,
kemudian Allah memerintahkan malaikat supaya membangun rumah
seperti Baitul Ma'mur ini di atas bumi, dan Allah memerintahkan
kepada makhluk di atas bumi supaya tawaf mengelilingi rumah ini
seperti makhluk di langit tawaf mengelilingi Baitul Ma'mur.

Masa Nabi Adam

Ketika Allah menerima taubat Nabi Adam as, Allah memerintahkan Adam
agar berjalan menuju ke Kakbah. Sewaktu Nabi Adam melaksanakan
haji, ia berdoa: "Wahai, Tuhanku, setiap pekerjaan ada pahala.''
Kemudian Allah berfirman: "Adapun kamu, wahai Adam, telah aku
ampuni dosamu, maka jika anak cucumu datang ke Masjid Haram dengan
mohon ampunan dari dosanya, maka Aku mengampuni segala dosanya.''
Bersamaan dengan itu para malaikat menjemput dan berkata:
"Berbaiklah hajimu, wahai Adam, kami telah melakukan haji Kakbah
ini 200 tahun sebelummu.''

Nabi Syis bin Adam membangun rumah dari tanah dan batu di tempat
kemah nabi Adam. Rumah ini terus-menerus diramaikan orang
sesudahnya, sampai masa Nabi Nuh as. Sejak itu rumah ini hancur
tidak tampak tempatnya, sampai Allah mengutus Nabi Ibrahim as,
untuk membangunnya kembali.

Masa Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim as yang waktu itu berada di Palestina, diperintah oleh
Allah untuk membawa Siti Hajar (istrinya) dan Ismail (putranya) ke
satu jurang yang tiada tanaman disamping Baitullah al Haram.

Tempat ini bekas dilanda angin topan, hingga tidak tampak bangunan
apa pun kecuali suatu bukit kecil.

Ibrahim kembali ke Palestina dan meninggalkan mereka berdua di
bukit itu, dengan diberi bekal satu kantong berisi kurma dan satu
tempat air. Setelah air habis, hauslah Ismail, maka Siti Hajar
berlari-lari kecil mencari air antara Bukit Shofa dan Marwah yang
berjarak 425 m.


Setelah tujuh kali, ketika Siti Hajar berada di atas bukit Marwah
ia mendengar suara keras, segeralah ia pergi ke tempat putranya,
ternyata di antara kedua kaki Ismail memancar mata air, yang
merupakan cikal bakal Sumur Zamzam saat ini.

Setelah Ismail dewasa, Allah memerintah Nabi Ibrahim untuk
membangun kakbah. Allah menunjukkan tempat yang akan dibangun
baitullah ini dengan segumpal awan, sebagaimana surat Al Haj ayat
26 yang artinya, "Ketika kami menunjukkan tempat Baitullah dengan
awan kepada Ibrahim, awan itu membayangi Ibrahim dan menunjukkan
tempat fondasi baitullah, sampai Ibrahim membangun fondasi itu
setinggi badan, awan itu kemudian hilang.''

Hajar Aswad

Sewaktu Ibrahim membangun kakbah, dan sampai di tempat hajar aswad
sekarang, Ibrahim menyuruh anaknya, Ismail, untuk mencari batu.
Maka Ismail pergi menjelajahi gunung-gunung, sampai suatu ketika
datanglah malaikat Jibril membawa hajar aswad.

Ismail kembali kepada ayahnya menyerahkan batu itu.

Hadis riwayat Ibnu Abbas mengatakan hajar aswad diturunkan dari
surga, batu yang gemerlapan cahayanya karena putihnya, maka Nabi
Adam as mengambil dan mendekap/merangkulnya karena rindunya. Putih
hajar aswad seperti intan seandainya tak disentuh oleh tangan kotor
kaum jahiliyah.

Hadis tentang hajar aswad ini masih banyak lagi, diantaranya
sewaktu Nabi Muhammad saw secara bijaksana menyelesaikan
perselisihan antara beberapa golongan Quraisy dalam menentukan
siapa yang harus meletakkan hajar aswad ke tempatnya setelah kakbah
selesai direnovasi.

Nabi menggelar sorbannya, ujung-ujungnya dipegang oleh 4 golongan
Quraisy yang berselisih. Kemudian Nabi meletakkan hajar aswad di
tengah kain sorban itu dan diangkat bersama-sama. Selesailah
perselisihan dengan kearifan dan kebijakan Nabi ini.

Bentuk dan Ukuran

Pada waktu Nabi Ibrahim membangun kembali Kakbah ini, bentuk dan
ukurannya agak berbeda dengan yang sekarang. Panjangnya 32 dan 31
dziro', (1 dziro' = 0,7-0,8 m), sedangkan lebarnya 22 dan 20
dziro', tinggi di atas bumi 9 dziro', sedangkan fondasi di dalam
tanah 30 dziro'. Jaraknya ke Bukit Shofa 152 m, jarak Shofa dan
Marwah 425m.

Bangunan ini tidak beratap, baru pada zaman jahiliyah suku Quraisy
membangun atap Kakbah dan menambah tingginya menjadi 18 dziro'.

Sejak dibangun oleh Nabi Ibrahim as sampai saat ini Kakbah telah
mengalami beberapa kali perubahan; diantaranya oleh suku Amaliqah,
suku Jurhum, Qussei bin Kilab (Kakek dari kakek Nabi Muhammad saw)
pada tahun 470 Masehi, 100 tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad
saw.

Sultan Murad IV dari dinasti Ali Utsman membangun kembali Kakbah
setelah kena bencana banjir, dan selesai pada tahun 1040 H.

Secara lengkap bisa dilihat di gambar sebagai berikut:

1. Mekah dengan kakbah di tengahnya pada masa Ibrahim.
2. Mekah pada tahun 470 Masehi, masa Qussei bin Kilab.
3. Pada masa awal Islam (610 M/12 tahun sebelum hijrah)
4. Pada masa dinasti Omayyah (710 Masehi atau 78 tahun setelah
wafat nabi Muhammad saw.)
5. Pada masa dinasti Abbasiah (923 Masehi)
6. Pada masa kerajaan Ottomun 1880 Masehi)
7. Mekah sekarang, setelah perluasan masjid al Haram oleh Khadimul
Haramain Raja Fahd bin Abdul Aziz.

Pemersatu Umat Manusia sampai akhir zaman

Kakbah merupakan pusat kiblat kita sewaktu salat; paling tidak lima
kali sehari umat Islam di seluruh dunia melaksanakan salat wajib.

Sebelumnya salat berkiblat ke Baitul Maqdis, sampai Nabi Muhammad
saw diperintahkan mengubah kiblat ke Kakbah.

Perintah ini diterima Nabi ketika sedang salat di suatu masjid
dekat Madinah. Masjid ini kemudian diberi nama Masjid Qiblatain
(masjid dengan dua kiblat). Pada saat kita berhaji, kita diberi
kesempatan untuk berziarah ke masjid ini. Disamping sebagai kiblat
salat, Kakbah juga dituju oleh seluruh umat Islam dari seluruh
dunia untuk tawaf sewaktu berhaji atau umrah.

Dengan demikian, benar-benar Kakbah itu sebagai pusat pemersatu
umat Islam dari seluruh penjuru dunia sampai akhir zaman.
 
Muhammad
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.


Muhammad (bahasa Arab: محمد, juga dikenal sebagai Mohammad, Mohammed, dan kadang-kadang oleh orientalis Mahomet, Mahomed) adalah pembawa ajaran Islam, dan diyakini oleh umat Muslim sebagai nabi Allah (Rasul) yang terakhir. Menurut biografi tradisional Muslimnya (dalam bahasa Arab disebut sirah), ia lahir sekitar tahun 570 di Mekkah (atau "Makkah") dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz (Arab Saudi saat ini).

"Muhammad" dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". Muslim mempercayai bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad S.A.W adalah penyempurnaan dari agama-agama yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Mereka memanggilnya dengan gelar Rasulullah (رسول الله), dan menambahkan kalimat sallallaahu alayhi wasallam (صلى الله عليه و سلم, yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W") setelah namanya. Selain itu Al-Qur'an dalam Surat Ash Shaff (QS 61:6) menyebut Muhammad dengan nama "Ahmad" (أحمد), yang dalam bahasa Arab juga berarti "terpuji".

Michael H. Hart, dalam bukunya The 100, menetapkan Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama maupun hal duniawi. Dia memimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju yang bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi di medan pertempuran.[1]


Genealogi
Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan.[2] Dimana Adnan merupakan keturunan laki-laki ke tujuh dari Ismail bin Ibrahim, yaitu keturunan Sam bin Nuh.[3]


Riwayat

Kelahiran
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Maulud Nabi Muhammad
Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah[4], meninggal dalam perjalanan dagang di Yastrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.[3]

Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa' yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana.[2] Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, 'Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya disekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Libanon dan Palestina).

Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Muhammad lahir di bulan Rabiulawal, kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syi'ah, sesuai dengan arahan para Imam yang merupakan keturunan langsung Muhammad, menyatakan bahwa ia lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ia lahir pada hari Senin, 12 Rabiulawal atau (2 Agustus 570M).[3]


Masa remaja
Dalam masa remajanya, diriwayatkan bahwa Muhammad percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Ia menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq (yang benar) dan Al-Amin (yang terpercaya). Ia senantiasa dipercayai sebagai penengah bagi dua pihak yang bertikai di kampung halamannya di Mekkah.


Kerasulan

Gua Hira tempat pertama kali Muhammad memperoleh wahyuMuhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran. Ia sering menyendiri ke Gua Hira', sebuah gua bukit dekat Mekah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur karena bertentangan sikap dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut. Di sinilah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.

Pada suatu malam, ketika Muhammad sedang bertafakur di Gua Hira', Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia diminta membaca. Ia menjawab, "Saya tidak bisa membaca". Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama.

Akhirnya, Jibril berkata:

"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu ia berusia 40 tahun. Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyu tersebut telah diturunkan menurut urutan yang diberikan Muhammad, dan dikumpulkan dalam kitab bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-Quran (bacaan). Kebanyakan ayat-ayatnya mempunyai arti yang jelas, sedangkan sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebagian ayat-ayat adapula yang diterjemahkan oleh Muhammad sendiri melalui percakapan, tindakan dan persetujuannya, yang terkenal dengan nama As-Sunnah. Al-Quran dan As-Sunnah digabungkan bersama merupakan panduan dan cara hidup bagi "mereka yang menyerahkan diri kepada Allah", yaitu penganut agama Islam.

Selama tiga tahun pertama, Muhammad hanya menyebarkan agama terbatas kepada teman-teman dekat dan kerabatnya. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam, antara lain Khadijah, Ali, Zayd dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad mengumumkan secara terbuka agama Islam. Banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidillah bin Harits, Amr bin Nufail masuk Islam dan bergabung membela Muhammad.

Akibat halangan dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah, sebagian orang Islam disiksa, dianiaya, disingkirkan dan diasingkan. Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pengikutnya membuat lahirnya ide berhijrah (pindah) ke Habsyah. Negus, raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Madinah, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.


Hijrah ke Madinah
Di Mekah terdapat Ka'bah yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s. Masyarakat jahiliyah Arab dari berbagai suku berziarah ke Ka'bah dalam suatu kegiatan tahunan, dan mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan mereka dalam kunjungan tersebut. Muhammad mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan seruannya ialah sekumpulan orang dari Yathrib (dikemudian hari berganti nama menjadi Madinah). Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi Islam, Rasulullah (Muhammad) dan orang-orang Islam Mekkah.

Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Mekkah. Mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib. Muhammad akhirnya setuju untuk berhijrah ke kota itu.

Mengetahui bahwa banyak masyarakat Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha menghalang-halanginya, karena beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah ke Yathrib, orang-orang Islam akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama mereka ke daerah-daerah yang lain. Setelah berlangsung selama kurang lebih dua bulan, masyarakat Islam dari Mekkah pada akhirnya berhasil sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenal sebagai Madinah atau "Madinatun Nabi" (kota Nabi).

Di Madinah, pemerintahan (kalifah) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (shalat) dan bermasyarakat di Madinah. Quraish Makkah yang mengetahui hal ini kemudian melancarkan beberapa serangan ke Madinah, akan tetapi semuanya dapat diatasi oleh umat Islam. Satu perjanjian damai kemudian dibuat dengan pihak Quraish. Walaupun demikian, perjanjian itu kemudian diingkari oleh pihak Quraish dengan cara menyerang sekutu umat Islam.


Penaklukan Mekkah
Pada tahun ke-8 setelah berhijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan pasukan Islam sebanyak 10.000 orang. Penduduk Makkah yang khawatir kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat Muhammad kembali pada tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ia kembali maka ia menaklukkan Mekkah secara damai. Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan agama Islam di kota Mekkah.


Pernikahan
Selama hidupnya Muhammad menikahi 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat.[5] Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia,[6][7] sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.


Kaligrafi Muhammad dalam bentuk yang lebih sederhanaSepeninggal Khadijah, Muhammad disarankan oleh Khawla binti Hakim, bahwa sebaiknya ia menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar, dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu Muhammad tercatat menikahi beberapa wanita lagi sehingga mencapai total sebelas orang, dimana sembilan diantaranya masih hidup sepeninggal Muhammad. Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang menekankan perkawinan dengan perawan).[8]

Status dari beberapa istri Muhammad menjadi sumber perdebatan dalam sejarah. Maria al-Qibtiyya dikatakan seorang budak atau seorang budak yang dibebaskan. Di sisi lain terdapat perdebatan tentang umur Aisyah saat dinikahi. Sebagian besar referensi (termasuk sahih Bukhari dan sahih Muslim) menyatakan bahwa upacara perkawinan tersebut terjadi diusia enam tahun, dan Aisyah diantarkan memasuki rumah tangga Muhammad sejak umur sembilan tahun. [9][10][11] Sementara pada hadits lainnya dikatakan Aisyah pada umur belasan tahun saat itu.


Aisyah Lahir sebelum Muhammad diangkat sebagai nabi(610), Perbedaan umur Aisyah dan Fatimah adalah sekitar 5 tahun. Fatimah lahir pada saat Ka'bah sedang dibangun(605). Maka diperkirakan Aisyah dipinang oleh Muhammad pada usia sekitar 12-15 tahun, setelah Khadijah wafat(622).


Terdapat perbedaan pemahaman mengenai istilah "memasuki rumah tangga" Muhammad, sebagaimana yang dinyatakan dalam hadits-hadits sahih tersebut. Umumnya umat Islam berpendapat bahwa perlakukan Aisyah sebagai istri terjadi saat ia sudah mengalami menstruasi. Pendapat lain mengatakan bahwa perdebatan mengenai umur Aisyah yang terjadi pada abad ke-7, yaitu saat praktik pernikahan dengan anak adalah tradisi umum yang juga pernah terjadi di India, China dan bahkan Eropa, yang kemudian dibawa ke abad modern sehingga telah keluar dari konteks. Terlepas dari perdebatan tersebut, tidak didapatkan informasi lain tentang umur pasti Aisyah saat menikah.


Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia (QS. 34 : 28), sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44) seperti halnya Nabi Musa yang diutus Allah kepada kaum Bani Israil.

Sedangkan persamaannya dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan Tauhid, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah atau diibadahi itu hanyalah Allah (QS 21:25).

Kronologi Kehidupan Muhammad
Tanggal dan lokasi penting dalam hidup Muhammad

569 Meninggalnya ayah, Abdullah
570 Tanggal lahir (perkiraan), 20 April: Makkah
570 Tahun Gajah, gagalnya Abrahah menyerang Mekkah
576 Meninggalnya ibu, Aminah
578 Meninggalnya kakek, Abdul Muthalib
583 Melakukan perjalanan dagang ke Suriah
595 Bertemu dan menikah dengan Khadijah
610 Wahyu pertama turun: Makkah
610 Ditunjuk sebagai Nabi: Makkah
613 Memulai menyebarkan Islam kepada umum: Makkah
614 Mendapatkan pengikut: Makkah
615 Hijrah pertama ke Habsyah
616 Boikot Quraish terhadap Bani Hasyim dan Muhammad mulai
619 Boikot Quraish terhadap Bani Hasyim dan Muhammad selesai
619 Tahun kesedihan: Khadijah dan Abu Thalib meninngal
620 Isra' dan Mi'raj
621 Bai'at Aqabah pertama
622 Bai'at Aqabah kedua
622 Hijrah ke Madinah
624 Pertempuran Badar
624 Pengusiran Bani Qaynuqa
625 Pertempuran Uhud
625 Pengusiran Bani Nadir
626 Penyerangan ke Dumat al-Jandal: Suriah
627 Pertempuran Khandak
627 Penghancuran Bani Quraizhah
628 Perjanjian Hudaybiyah
628 Melakukan umrah ke Ka'bah
628 Pertempuran Khaybar
629 Melakukan ibadah haji
629 Pertempuran Mu'tah
630 Pembukaan Kota Makkah
630 Pertempuran Hunain
630 Pendudukan Thaif
631 Menguasai sebagian besar Jazirah Arab
632 Pertempuran Tabuk
632 Haji Wada'
632 Meninggal (8 Juni): Madinah


Referensi
^ Hart, Michael. 2007. 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Batam: Karisma Publising Group.
^ a b Lings, Martin. Muhammad: Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Penerbit Serambi, 2002. ISBN 979-3335-16-5
^ a b c Subhani, Ja'far. Ar-Risalah: Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW. Jakarta: Penerbit Lentera, 2002. ISBN 979-8880-13-7
^ Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hâsyim bin 'Abd al-Manâf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.
^ Esposito, John (1998). Islam: The Straight Path. Oxford University Press. ISBN 0-19-511233-4. p.18
^ Bullough, Vern; Brenda Shelton, Sarah Slavin (1998). The Subordinated Sex: A History of Attitudes Toward Women. University of Georgia Press. ISBN 978-0-8203-2369-5. p.119
^ Reeves, Minou (2003). Muhammad in Europe: A Thousand Years of Western Myth-Making. NYU Press. ISBN 978-0-8147-7564-6. p.46
^ Watt, M. Aisha bint Abi Bakr. Article at Encyclopaedia of Islam Online. Ed. P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912. pp. 16-18
^ Sahih Muslim, Book 8, Number 3310
^ Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 64
^ Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 88
 
Kisah ini merupakan salah satu cerita tertua di dunia. Kisah dua kota yang namanya identik dengan dosa, Sodom dan Gomora. Selama bertahun-tahun, cerita tentang apa yang menimpa mereka menjadi perumpamaan tentang Bejatnya Moral yang harus dibayar dengan MAHAL.

Penggambaran kehidupan manusia di dua kota ini betul betul hampir sangat relevan dewasa ini, dimana berbagai tindakan yang sangat jauh dengan hakekat mereka sebagai makhluk ciptaan, bobroknya moral, seakan-akan tidak memiliki batasan. Dimana Perintah-perintah dari Sang Pencipta dan norma-norma dalam kehidupan bermasyarakat sudah seakan menjadi dongeng turun temurun yang hanya sebatas mereka dengar.

Sekitar 4000 tahun yang lalu, Sodom dan Gomora menyandang reputasi tersebut. Walau Kitab suci tak pernah menyebutkan apa perbuatan mereka secara mendetil sehingga bisa bernasib seperti itu. Walaupun demikian, Kitab suci sangat jelas memberikan penggambaran mengenai hukuman yang mereka terima dari Sang Pencipta.

“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu (terjungkir-balik sehingga) yang di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (QS Huud ayat 82)

Jika cerita mengenai Sodom dan Gomora memang terjadi seperti apa yang dikisahkan di dalam Al-Quran maupun Injil, maka sangat mungkin terjadi di suatu lahan kosong terpencil di sebelah lautan tanpa kehidupan. Tapi, dimanakah tempat itu?

Seperti yang kita ketahui, banyak tempat yang dikisahkan didalam kitab suci sulit untuk ditentukan dimana lokasi yang sebenarnya. Contohnya didalam Kitab Taurat yang membahas tentang lima kota lembah. Sampai saat ini kita hanya bisa berspekulasi bahwa kelima kota tersebut berada disekitar laut mati.

Cerita mengenai Sodom dan Gomora ini terjadi di zaman Ibrahim a.s, berabad-abad sebelum Musa a.s keluar dari tanah Mesir.

Tak ada yang menemukan petunjuk kota seperti itu pernah ada, sebab tak pernah ada orang yang sungguh-sungguh mencari-nya. Hingga pada tahun 1924, Ahli purbakala bernama William Albright berangkat menuju ke Laut Mati untuk melakukan penelitian disana. Beberapa orang yang bersamanya jelas mencari keberadaan sisa-sisa Sodom dan Gomora. Mereka mengitari pantai tenggara dari laut mati hingga mereka ahirnya tiba di sutus purbakala Bab-edh-dhra.

Bab-edh-dhra (dibaca : Babhedra), merupakan situs jaman perunggu, namun tak ada petunjuk jika situs itu meupakan suatu kota. Tampaknya daerah itu merupakan suatu daerah pemakaman. Namun Albright tak memiliki sumber daya untuk menggalinya.

Jadi hampir 50 tahun berlalu sebelum ada yang kembali ke situs tersebut untuk melakukan penggalian. Ahli Purbakala Paul Lapp memimpin penggalian di tahun 1967, dan Thomas Schaub termasuk salah satu penggalinya.

Bab-edh-dhra merupakan makam terbesar khas jaman perunggu yang mereka gali, panjangnya 15 meter dan lebarnya 7 meter. Disini mereka juga menemukan makam berisi perhiasan emas dan menggali lebih 700 tembikar yang merupakan hadiah penguburan termasuk tempat parfum kecil dan banyak benda lain seperti kain.

Situs ini sungguh menakjubkan, makam ini telah digunakan selama 1000 tahun lamanya, dari zaman Ibrahim hingga penghancuran Sodom. Namun, tak ada apapun untuk mengaitkan pemakaman kuno itu dengan Sodom.

Misterinya, sekitar tahun 2350 SM, penguburan itu mendadak berhenti tak ada yang tahu mengapa. Ada sejumlah sebab mengapa suatu situs tak ditempati lagi, beberapa bisa disimpulkan, beberapa lagi tidak. Penyebab pada umumnya mungkin persediaan air mengering, lingkungan berubah, iklim berubah atau orang-orangnya dibasmi total.

Sodom dan Gomora dari segi Sanis

Penelitian-penelitian arkeologi dan geologi yang telah dilakukan sejak tahun 1920-an di wilayah Laut Mati menemukan bahwa bekas-bekas kota Sodom dan Gomora paling mungkin terletak di tepi tenggara Laut Mati, yaitu dua kota yang di dalam arkeologi dikenal sebagai Bab edh-Dhra (Sodom) dan Numeira (Gomora).

Di kedua kota itu ditemukan banyak artefak dan rangka manusia yang menunjukkan bekas kejadian bencana pada sekitar tahun 2000 SM. Laut Mati merupakan pull-apart basin yang dibentuk oleh tarikan transtensional dua sesar mendatar mengiri (sinistral-transtensional duplex) Sesar Yudea dan Sesar Moab.

Sodom dan Gomora terletak di atas Sesar Moab. Laut Mati dicirikan oleh endapan elisional, kegempaan yang tinggi, fenomena diapir, gunung garam dan gunung lumpur, serta akumulasi hidrokarbon (aspal dan bitumen) dengan kadar belerang tinggi.

Pembinasaan Sodom dan Gomora diinterpretasikan terjadi melalui bencana geologi dengan urutan :
1. Pergerakan Sesar Moab
2. Gempa dengan magnitude 7,0+ yang menghancurkan kota-kota dan sekitarnya serta likuifaksi yang menenggelamkan sebagian wilayah kota-kota,
3. Erupsi gunung garam dan gunung lumpur yang meletuskan halit, anhidrit, batu-batuan, lumpur, aspal, bitumen, dan belerang,
4. Kebakaran kota-kota dan sekitarnya karena material hidrokarbon yang diletuskan terbakar sehingga menjadi hujan api dan belerang.

Bencana katastrofik ini telah meratakan Sodom dan Gomora dan menewaskan seluruh penduduknya kecuali Luth dan dua putrinya. Api dari langit yang menghujani Sodom dan Gomora bukan fenomena astroblem (seperti meteor), melainkan fenomena katastrofi (malapetaka) geologi berupa aspal dan bitumen yang terbakar serta belerang yang berasal dari letusan gunung garam dan gunung lumpur
 
Source : http://ruqyah-online.blogspot.com/2007/12/pengalaman-spiritual-selama-memperdalam.html

Pengalaman Spiritual Selama Memperdalam Reiki, Tenaga Dalam dan Ilmu Kesaktian

Diposting oleh Team Ihya As-Sunnah di 9:41 AM

Ruqyah-online.blogspot.com-Nama lengkap saya adalah Perdana Akhmad, saya adalah Alumni

Universitas Islam Indonesia angkatan 1999 di Yogyakarta pada jurusan Psikologi. Saya lahir di Baturaja,

Sumatera Selatan 12 oktober tahun 1980. Saya lahir ditengah-tengah keluarga yang memang suka akan

ilmu-ilmu kesaktian, dimana Ayah saya masa mudanya suka sekali berguru ke-orang “pintar” untuk

belajar kesaktian bahkan dari penuturan Ayah saya ia pernah melakukan tapa pendem yaitu mengubur diri

dalam tanah sebagai syarat untuk mendapat ilmu kesaktian tertentu di daerah Banten. Ayah saya semasa

saya kecil pernah mendemonstrasikan kemampuannya kepada kami sekeluarga yaitu mematikan lilin dari

jarak jauh dengan tenaga dalamnya, juga mendemonstrasikan kemampuan memecahkan batu kali yang

lonjong sebesar pergelangan tangan dengan pukulan tangannya. Begitu juga dengan adik-adik Ayah saya,

mereka semuanya ikut perguruan tenaga dalam dan sering “mengobati” orang sakit dengan tenaga

dalamnya itu. Maka dari itu sedari kecil saya sangat ingin seperti Ayah saya juga Om-om saya itu.

Perburuan saya mencari ilmu ghoib dimulai pada saat saya duduk dibangku SMP di Kota Manna

Bengkulu Selatan, saya ikut perguruan tenaga dalam Budi Suci dimana saya mempelajari jurus-jurus

tertentu dengan olah pernapasan, lalu ketika dibangku SMA saya masuk Perguruan tenaga dalam Marga

Luyu dan juga Seni Nafas Indonesia, saya dalam berlatih tenaga dalam sudah mencapai tataran yang

cukup tinggi waktu itu. Pada masa SMA ini saya mulai mengenal dengan namanya makhluk halus,

dimana sewaktu latihan Guru saya dari perguruan Marga Luyu waktu itu punya kemampuan menarik

makhluk-makhluk halus lalu dimasukkan kedalam tubuh teman saya dan kemudian bisa tanyai berbagai

macam hal. Saya juga belajar ngampat dimana saya belajar untuk menghadirkan makhluk halus yang saya

ingini kedalam tubuh saya atau orang lain.

Setelah lulus dibangku SMA tahun 1999 saya pergi ke Yogyakarta dan kuliah di Universitas Islam

Indonesia. Di Yogyakarta ini saya tidak lagi masuk perguruan berbasis tenaga dalam lagi namun masih

suka berlatih sendiri olah pernapasan. Saya pada tahun ini juga mengenal Reiki dari Toko buku Gramedia

dimana saya melihat ada buku tentang suatu aliran Reiki Tummo dan menginformasikan adanya

Lokakarya Reiki Tummo di Yogyakarta, rasa keingintahuan saya begitu tinggi akan ilmu penyembuhan

dengan menggunakan energi Ilahi atau alam semesta dan peningkatan spiritualitas seperti yang

diberitahukan dalam Buku.

Lalu saya mengikuti lokakarya Reiki itu pada tingkat level 1 langsung pada aliran Reiki Tummo yang

katanya lebih baik dari aliran Reiki Usui. Saya memang merasakan sensasi yang aneh dimana saya bisa

merasakan geraran-getaran pada tangan saya sebagai tanda energi telah mengalir, bertambah semangat

saya untuk mempelajari Reiki lebih jauh maka saya mulai membeli semua buku-buku yang berhubungan

dengan Reiki. Saya mulai sering bermeditasi Reiki dan membaca buku-buku tentang Reiki, mengkaji,

mendengarkan penuturan para praktisi Reiki yang senior tentang ajaran-ajaran spiritualitas yang ternyata

banyak dipengaruhi ajaran-ajaran Budha dan Hindu. Namun waktu itu saya terus mengkajinya karena

saya pikir Nabi Muhammad saja memberitahukan agar kita agar belajar kenegeri Cina untuk mencari

ilmu pengetahuan.

Selain memperdalam Reiki saya juga mengikuti pengajian di Pesantren Salafy Ihya Assunah Degolan di

Yogyakarta dan masuk dalam keanggotaan Laskar Jihad yang telah dibentuk, karena waktu itu sedang

ramai-ramainya berita tentang pembantaian kaum muslimin di Maluku dan Poso.Pada keanggotaan saya

di Laskar Jihad ini saya mulai ragu-ragu akan “kebersihan” Ilmu-ilmu tenaga dalam dan juga Ilmu

Penyembuhan Reiki, dimana anggota Laskar Jihad sangat ditekankan menjauhi syirik, khurafat maupun

bid’ah dalam ibadah maupun pada saat berjihad.

Lalu pada pertengahan tahun 2000 saya berangkat ke Ambon dan berjihad disana, di Ambon saya praktis

tidak memakai tenaga dalam juga Reiki (dengan membentuk bola energi perlindungan Reiki atau

memagari diri dengan kekuatan tenaga dalam) dalam berperang namun hanya dengan membaca amalan

zikir. Setelah peristiwa Kebon Cengkeh berdarah 14 Juni 2001 (semoga ke lima teman saya dan kaum

muslimin Ambon yang meninggal mendapat predikat syahid dari Allah Ta’ala,Amin) saya pulang ke

Yogyakarta dan melanjutkan kuliah kembali.

Saya lalu kembali memperdalam Reiki dengan kembali mengikuti lokakarya Reiki Tummo pada tingkat

level 2. Saya juga mengikuti Attunenent aliran Reiki Tao secara reiju jarak jauh pada sebuah yayasan

Reiki Tao yang cukup terkenal di Jakarta dan mengikuti lokakarya aliran Neo Zen Reiki pada Master

Reiki Anand Khrisna di Yogyakarta dan juga membeli buku-buku karangannya yang cukup laris waktu

itu. Saya waktu itu mulai sedikit-demi sedikit mulai terpengaruhi ajaran tentang reinkarnasi yaitu dengan

Reiki saya bisa memutus siklus kelahiran kembali didunia, dengan Reiki dan kebangkitan kundalini saya

bisa mendapatkan kekuatan-kekuatan ghaib dan peningkatan spiritualitas.

Saya lalu mulai ikut berbagai mailinglish aliran Reiki di Internet seperti mailinglish Mahameru, Reiki

Tao, Reiki Sufi, Caraka Reiki, Nur Ilahi, Shing Chi, Reiki Chakra , Sirna Galih, PHL, Peace One Earth ,

Peace One Earth Indonesia dan mulai mendapatkan Attunement (penyelarasan energi) berbagai macam

aliran Reiki hingga pada tingkat Master Pengajar lebih dari 30 aliran Reiki yang saya dapatkan hingga

pada tingkat Master Pengajar yang dapat memberikan attunement Reiki pada orang lain. Saya juga sering

memberikan attunement Reiki pada teman-teman dekat saya dan kepada para sesama praktisi Reiki yang

ingin mendapatkan attunenent energi tertentu yang telah saya kuasai.

Saya menjadi sering bermeditasi dan rajin berlatih Reiki, tetapi dalam memperdalam Reiki ini saya malah

sering menderita berbagai macam penyakit yang kelihatannya ringan seperti pusing kepala, dada sesak,

sampai sakit atau panas pada bagian-bagian tubuh tertentu secara terus-menerus, tapi menurut para

praktisi Reiki itu wajar dalam proses “pembersihan” energi kundalini. Saya juga mulai lagi memperdalam

ilmu tenaga dalam yang sempat saya tinggalkan, selain latihan pernapasan saya juga mulai memperdalam

ilmu aji-ajian versi jawa yaitu dengan melakukan puasa mutih, ngebleng dan membaca suatu rapalan

ribuan kali. Bahkan saya sempat diajak seorang sahabat non muslim sesama praktisi Reiki yang beraliran

kejawen melakukan kungkum (berendam diair dengan membaca rapalan tertentu) di Sendang Kasihan

Yogyakarta.

Semakin lama saya memperdalam ilmu Reiki juga tenaga dalam serta ajian-ajian ini saya mulai

marasakan ketidakberesan dalam diri saya, saya menjadi malas untuk beribadah syari’ah yang

dituntunkan Rasulullah, merasa tidak nyaman membaca Al-Qur’an malah lebih suka bermeditasi (seolaholah

menggantikan shalat) yang saya anggap lebih bisa menenangkan saya dan mengasyikkan karena saya

merasakan sensasi-sensasi tertentu yang hebat seperti merasa bisa terbang juga merasa ada kekuatankekuatan

tertentu yang masuk dalam tubuh saya. Sampai tahun 2003 saya terus memperdalam ilmu-ilmu

saya itu, saya juga mampu untuk scaneling berbagai energi Reiki yang saya inginkan tanpa bantuan

Master Reiki lagi.

Dalam pendalaman ilmu-ilmu ghaib ini saya pada tanggal 10 februari 2003 tiga hari sebelum Hari Raya

Idul Adha saya pergi ketempat Pak Gatot Margono seorang guru besar Perguruan tenaga dalam Chakra

Buana di Magetan Yogyakarta untuk memperdalam ilmu Kanuragan. Sesampai di Magetan saya menemui

Pak Gatot Margono. Disana saya diberi penjelasan mengenai Ilmu meraga sukma, Trawangan,

penyempurnaan Ajian Rajah Kala Chakra yang telah saya miliki sebelumnya, ilmu panglimunan,

kekebalan, silat ghaib, sampai pada saya bisa tahu isi hati orang juga bisa mengetahui suatu barang dalam

keadaan mata tertutup hal itu dilakukan Pak Gatot katanya dengan "membuka" tubuh saya.

Pak Gatot merajah seluruh tubuh saya dengan huruf-huruf arab dengan menulis dari jari-jari tangannya

langsung (seperti membuat simbol Reiki) , ia juga mengatakan akan memberikan tempat ditubuh saya

untuk sebangsa malaikat, juga memberi saya kemampuan menghimpun tenaga dalam tingkat tinggi dalam

tingkat karomah dengan metode bacaan tertentu pada posisi Namaskar (tangan ditelungkupkan didepan

dada).Walhasil setelah saya coba saat itu juga saya merasakan ada yang aneh ditubuh saya saya kedua

tangan saya yang saya telungkupkan di dada bergetar dengan hebat tanda energi itu sudah masuk.

Namun dalam penjelasannya setelah prosesi pembukaan itu ada perkataannya yang aneh dari beliau,

walaupun Pak Gatot katanya beragama Islam ia mengatakan kita sebenarnya tidak perlu shalat, puasa juga

melaksanakan syari’at Islam karena hal itu sudah tidak penting lagi jika sudah sampai pada tingkat

makrifat (seperti aliran Sufi,kejawen atau ajaran Syekh Siti Jenar) lalu ia juga menjelaskan tentang ajaran

versi kejawen seperti tentang saudara kembar, Roh pembimbing, kesadaran jiwa, sukma sejati.

Ia juga mengatakan bahwa ia mampu menemui Sunan Kalijaga yang dikatakan Pak Gatot sebagai Guru

Spiritualnya dan ia sangat senang memberikan ilmunya pada saya yang dikatakannya saya telah siap

menerima ilmu tingkat tinggi. Saya waktu itu merasa menjadi orang yang hebat sekali. Saya hanya sehari

semalam saja di tempat Pak Gatot, setelah menginap semalam ditempatnya lalu esoknya saya pulang.

Sebelum saya pulang ke Yogyakarta saya sempatkan dulu menginap kurang lebih tiga hari ditempat

saudara saya di Solo. Kebetulan di Solo tempat Om saya itu ada kamar dilantai dua yang cukup sepi maka

saya bermeditasi disana. Tidak lama meditasi saya meresakan tangan saya bergetar lalu tangan saya

bergerak sendiri (gerak pribadi) membentuk gerakan-gerakan tertentu seperti gerakan Yoga, juga dapat

bergerak sendiri membentuk jurus-jurus tenaga dalam, jika ingin gerak silat tubuh saya bergerak sendiri.

Hari kedua saya bermeditasi kembali, namun kali ini ada kejadian yang luar biasa sewaktu saya sedang

“menghimpun” kekuatan dalam posisi Namaskar tiba-tiba terbersit dengan kuat sekali dihati saya untuk

menulis, lalu saya sediakan pena dan kertas lalu tangan saya tanpa dikomando bergerak sendiri dengan

mengenalkan dirinya sebagai sukma sejati, lalu banyak lagi yang mengenalkan dirinya salah satunya

sebagai kesadaran jiwa, kesadaran hati, roh pembimbing, caranya cukup aneh yaitu menulis. Katanya ini

cara pertama untuk berkenalan dengan saya sebagai satu tubuh, ia mengatakan ditubuh saya banyak sekali

“kesadaran-kesadaran”.

Mereka mengatakan sudah sangat letih mendampingi saya hidup didunia, mendengar hal itu dan dengan

keinginan “teman” saya itu, sesuai dengan ilmu-ilmu Reiki yang saya pelajari saya membuat suatu simbol

Reiki di dada juga dibagian tubuh lain lalu dipersilahkan mereka untuk mengambilnya kekuatannya.

Pertemanan saya berjalan terus sampai saya pulang kekos-kosan, waktu itu kami hanya bicara melalui

tulisan saja. Di kos-kosan saya sempat mempertontonkan kemampuan saya menebak warna-warna pada

kertas yang diinginkan teman saya itu dengan mata tertutup.

Setelah dua hari istirahat setelah kepulangan dari Magetan dan Solo saya pergi ke warnet untuk melihat

email-email kiriman teman-teman sesama praktisi Reiki. Sewaktu sedang mengetik tiba-tiba ada yang

berbicara di dalam hati saya, hebat! Saya bisa mendengar dengan sangat jelas suara-suara ghaib seperti

suara sukma sejati, kesadaran jiwa bahkan ada yang mengenalkan diri sebagai Dewa-Dewa langsung

berbicara lewat hati.

Saya waktu itu saat duduk di warnet seperti sedang trance, saya tidak mempedulikan keadaan saya sendiri

namun saya tidak sampai membuat suatu tindakan-tindakan seperti orang kesurupan (seperti mengamuk)

namun hanya tidak sadar secara bathin, dalam keadaan duduk saya melihat dengan mata bathin seolaholah

ada begitu banyak makhluk-makhluk yang mendatangi saya (dapat saya lihat wujudnya yang

beraneka ragam) yang katanya ingin menolong saya menuju kesempurnaan hingga dada saya berdebar

dengan kerasnya.

Saya juga merasakan ada yang aneh pada diri saya, saya seolah-olah mendapat kekuatan atau kesadaran

yang mendalam tentang hakikat keghoiban, karena tidak tahan lagi berhadapan dengan makhluk-makhluk

ghaib itu dan kesadaran saya yang semakin menipis itu saya lalu membaca Ayat Kursi berulangkali yang

cukup membantu hingga saya tersadarkan lalu saya pulang ke kos-kosan.

Namun fikiran, hati, masih belum sempurna milik saya. Di kamar saya kembali tidak sadar dan saya lupa

membaca Ayat kursi hingga saya hanya mengurung diri dikamar bermeditasi "asyik" dengan perkenalan

dengan berbagai macam makhluk itu dan mengalami sensasi-sensasi yang aneh yang sukar untuk saya

ungkapkan. Saya waktu itu merasa menyelami kesadaran-kesadaran ghaib saya hingga saya seolah-olah

menaklukkan satu persatu kesadaran saya dan terus menuju ketingkat kesadaran yang lebih halus pada

setiap lapisan diri saya. Saya mengalami sensasi seolah-olah tahu tentang dunia ini juga hakikat

keghoiban, saya juga seolah-olah menjadi orang asing di dunia ini hingga sampai tiga hari saya hanya

mengurung diri dikamar, jika lapar saya hanya makan sedikit sekali.

Teman-teman yang merasa aneh dengan sikap saya itu mulai mengatakan saya keberatan ilmu (karena

setelah pulang saya bisa mendemonstrasikan kemampuan ghoib saya) saya lalu mulai mengoceh tentang

hakikat keghoiban tapi saya waktu itu dalam keadaan sadar namun dalam keadaan sudah dipengaruhi.

Melihat keadaan saya yang aneh itu mereka memaksa saya untuk ketempat seorang Ustadz untuk diobati,

saya lalu dengan percaya diri menyanggupi keinginan mereka. Sesampainya ditempat Ustadz Ja'far Umar

Thalib (mantan Panglima Laskar Jihad) ternyata Ustadz tidak dapat ditemui lalu saya dibawa ketempat

temannya yang bernama Mas Untung yang bisa mengobati orang seperti saya.

Sesampainya disana saya ditanyai tentang keadaan saya dan sempat terjadi diskusi.Sesudah itu saya

disuruh tidur dan saya di Ruqyah dengan Ayat-ayat Al-Qur'an,yang terjadi sungguh hebat tubuh saya

bergetar dengan kerasnya seluruh persendian saya kaku dan seperti terkena arus listrik yang kuat. Saya

menangis dengan kerasnya namun saya tidak tahu kok bisa menangis. Saya mendengar banyak yang

teriak kepanasan didalam tubuh saya. Saya akhirnya tidak bisa mengontrol diri saya lagi karena yang

berbicara waktu itu bukan saya lagi namun makhluk-makhluk ghoib yang ada dalam tubuh saya. Saya

tidak terlalu ingat apa yang dibicarakan makhluk itu pada orang yang menerapi saya karena saya dalam

keadaan tidak sadar. Mungkin ada satu jam saya di Ruqyah lalu saya disadarkan.

Mas Untung mengatakan didalam tubuh saya ada banyak sekali makhluk sebangsa Jin dan syaitan, tubuh

saya sudah dikuasai sepenuhnya oleh makhluk halus sebangsa jin dan syaitan itu, secara lahir dapat

dilihat raut muka saya tiba-tiba berubah menghitam tidak ada cahaya dalam prosesi Ruqyah.

Saya lalu dinasehati Untung agar kembali pada ajaran agama Islam yang murni dan saya diberi amalan

untuk dibaca. Tetapi waktu itu saya seakan kurang percaya akan apa yang saya alami, lalu saya pulang

kekos.

Tidak lama dikamar dada saya terasa sesak lalu teman-teman saya mulai mencoba membacakan Ayat-ayat

Al-Qur'an pada saya hingga akhirnya saya kembali kumat, lalu mereka kembali memanggil Mas Untung,

lalu Mas Untung kembali meruqyah saya. Setelah kurang lebih satu jam Mas Untung kewalahan karena

ada sangat banyak makhluk halus didalam tubuh saya lalu Mas Untung memanggil Mas Faturakhman

yang juga membawa teman-temannya.Waktu itu terjadi "pertempuran" Mas Untung dan Mas

Faturakhman melawan makhluk halus yang ada pada tubuh saya yang waktu itu berjumlah 40.000

makhluk sebangsa jin dan syaitan (wallaahu a’lam) dan katanya diluar tubuh saya ada ribuan jin dan

syaitan lagi yang menunggu untuk masuk.

Bahkan ada mengaku ia adalah Pak Gatot yang sedang meraga sukma masuk dalam tubuh saya untuk

membantu menghadapi Mas Untung, Mas Faturakhman , ada juga Jin mengaku-aku dewa, makhluk halus

itu mengatakan sangat marah pada Mas Untung dan Mas Faturakhman dikarenakan merekalah saya

kembali dalam Islam dan para makhluk halus itu mengatakan sangat ingin "membantu" saya mencapai

kesempurnaan dalam spiritualitas. Mereka sempat menunjukkan kemampuan mereka mengetahui isi hati

Mas Untung dan Mas Faturakhman juga mengatakan hal-hal yang bersifat pribadi pada diri mereka

bahkan hal-hal yang bersifat rahasia pada diri Ayah saya yang berada di Lampung juga rahasia keluarga

saya makhluk halus itu mengetahuinya.

Mereka juga mengetahui dengan tepat nama-nama jin yang pernah dimiliki Mas Faturakhman (dulu ia

sempat mendalami ilmu ghaib tentang jin dan akhirnya bertobat). Selama prosesi Ruqyah itu sedikit demi

sedikit saya sudah mulai sadar penuh secara bathin namun tidak bisa mengontrol tubuh tapi bisa

mendengarkan percakapan dan adu kekuatan jin dengan kekuatan bacaan Al-Qur'an.

Mas Untung dan Mas Faturakhman selama dalam prosesi Ruqyah sempat beberapa kali menekan-nekan

bagian tertentu dalam tubuh saya atau meremas rambut pada kepala saya untuk mengeluarkan dan

membunuh makhuk astral yang ada pada diri saya itu dengan diiringi teriakan kesakitan dari jin dan setan

yang menguasai tubuh saya (saya bisa merasakan kematian satu-persatu jin dan setan dalam tubuh

saya,dimana saya merasakan nafas saya serasa putus dan tubuh saya serasa tertekan kebumi disaat jin dan

setan itu berteriak pada teriakan terakhir hidupnya . Wallaahua’lam).

Selama kurang lebih delapan jam mereka mengobati sedangkan para tetangga diluar sudah banyak

mengumpul karena mendengar jin dan setan melalui lisan saya berteriak-teriak minta ampun dengan

kerasnya dan mulai terlihat keburukan mereka yang ternyata mereka lalu mengolok-olok Mas Untung dan

Mas Faturakhman yang dikatakan mereka tidak mempunyai kekuatan apa-apa untuk menghadapi mereka

bangsa jin Ifrit, yang keadaannya sangat berbeda ketika mereka mempengaruhi saya mereka berbuatseolah

mereka sangat suci.

Makhluk halus itu juga sempat mengancam saya untuk mencabut nyawa saya jika saya tidak mengusir

orang yang menerapi saya, saya juga dipaksa mengikuti mereka dan percaya pada ajaran mereka, mereka

juga mengatakan melalui bathin saya bahwa mereka punya kemampuan dan kekuasaan untuk mencabut

nyawa saya. Mungkin lebih dari lima kali mereka berbuat sesuatu pada diri saya sehingga saya merasa

napas saya serasa putus dan dan mendapat sensasi seolah-olah lingkungan sekitar menjadi hening

seketika, namun secara bathin saya katakan “Saya hanya menyerahkan diri saya kepada Allah SWT

semata,Dialah yang punya hak atas nyawa saya dan saya minta ampun kepada Allah SWT atas segala

kesalahan yang telah saya perbuat!”Yang nyatanya mereka hanya menggertak saja dan tidak terbukti sama

sekali ancaman mereka itu.

Dalam prosesi Ruqyah itu akhirnya diketahui ternyata selama ini sebelum saya ketempat Pak Gatot pun

sudah banyak makhluk halus yang ada dalam tubuh saya dalam berbagai jenis bentuk makhluk astral yang

ikut masuk ketika saya di attunement berbagai aliran Reiki (ternyata sewaktu di attunement Reiki dan saat

penyaluran Reiki justru banyak makhluk ghaib yang masuk) dan saat berlatih tenaga dalam juga saat

melakukan laku Aji-ajian tertentu yang golongan Jinnya termasuk “jawara-jawara” yang kuat-kuat ilmu

dan tipuannya hingga saya tertipu tidak menyadari keberadaan mereka sama sekali. Ternyata mereka

memang punya misi utama untuk menjebak agar manusia tidak mentauhidkan Allah dengan tipudayanya

dan tubuh saya telah dijadikan tempat bagi mereka sehingga mereka dapat seenaknya keluar masuk pada

diri saya sesuka hati mereka.

Sedangkan saya tidak menyangka sama sekali,selama ini saya sangat yakin akan keampuhan energi

perlindungan yang telah saya program juga pagaran tenaga dalam yang telah saya buat yang nyatanya

tidak ada fungsi apa-apa.(Namun Alhamdulillah dalam prosesi Ruqyah itu ada satu “pentolan” Jin sadar

bernama Ronggowarsito yang kemudian masuk Islam keluar dari tubuh saya dengan membawa ribuan

anak buahnya setelah didakwahi dan diselingi debat oleh Mas Faturakhman).

Setelah delapan jam meruqyah saya, Mas Untung dan Mas Faturakhman sudah kelelahan dan masih

menyisakan Jin dan Setan dalam tubuh saya walaupun sudah banyak Jin yang telah tewas terbakar atau

keluar dari tubuh saya. Makhluk halus terakhir itu mengatakan ia adalah Allah dan ada yang mengaku

Syekh Siti Jenar (tampaknya tinggal dedengkotnya).

Mas Untung mengatakan sekarang tinggal kamu sendiri yang mengalahkannya dengan Fadhilah Al-

Qur'an yang diajarkan pada saya. Karena keadaan saya belum begitu baik saya lalu pulang ke Lampung

tempat orang tua saya tinggal. Dalam perjalanan ke Lampung makhluk halus itu kembali mempengaruhi

saya agar mengikuti bujuk rayu mereka dengan mengiming-imingi akan membantu saya meningkatkan

spiritualitas,saya benar-benar bisa mendengar ucapan mereka lewat hati dan kembali mereka membuat

sensasi-sensasi aneh pada diri saya namun tidak sekuat dulu dan saya memang sudah mewaspadainya lalu

saya membaca Ayat-ayat Al-Qur’an dan saya mendengar dengan jelas sekali mereka langsung berteriak

kepanasan. Saya di Lampung di Ruqyah oleh Ustadz Ari Wibowo (sahabat Ustadz Fadlan) di Pondok

Pesantren Darul Fattah dan Ustadz Darsono ditempat yang berbeda ternyata masih banyak jin dalam

tubuh saya dan ada sihir yang terus menyerang saya.

Saya juga sempat dibawa Ibu saya ke Guru besar tenaga dalam Sinar Cakra yang ibuku waktu itu menjadi

anggota Sinar Cakra dan saya juga menjadi anggotanya. Yang terjadi adalah mereka tertawa-tawa yang

bisa didengar lewat bathin saya karena tidak ada satu pun jurus-jurus tenaga dalam pada saat penyaluran

energi tenaga dalam sanggup mengusir bahkan melukai mereka karena ilmu-ilmu tenaga dalam dan

semacamnya itu sendiri adalah salah satu senjata dan tipu daya mereka untuk mengecoh manusia.

Saya juga ingat mereka pernah mengatakan sewaktu saya masih di Yogyakarta diwaktu jin dan setan itu

masih tersisa dalam tubuh saya,mereka sama sekali tidak mempan sama sekali terhadap yang dinamakan

Energi Ilahi atau Reiki (Untuk penjelasan tentang hakikat Reiki, tenaga dalam dan ilmu kesaktian bisa

membaca buku saya yang berjudul “Membongkar Kesesatan Praktek Sihir Pada Reiki, Tenaga Dalam dan

Ilmu Kesaktian”) walaupun sempat saya mengalirkan jenis energi yang bersifat panas sekelas Sakara juga

Karuna KI ataupun energi sekaliber Shing Chi bahkan Reiki Tao dan juga bola energi kuning emas yang

katanya anti Jin sama sekali tidak berarti malah mulai terlihat kejelekan mereka. Mereka sangat suka

mengolok dan mengejek dengan mengatakan Energi Ilahi itu tidak punya pengaruh apa-apa bahkan

sangat enak untuk “dimakan” dan Reiki itu adalah milik mereka lalu mereka mengatakan bahwa saya

orang bodoh tidak tahu apa-apa. Mereka juga mengatakan mereka sudah berpengalaman selama ribuan

tahun demi misinya untuk mempengaruhi orang-orang seperti saya lewat kekuatan-kekuatan energi atau

tenaga dalam.

Pada masa pengobatan ini saya sempat tiga kali antara sadar dan tidak didalam tidur saya, saya berkelahi

dengan makhluk halus yang masih tersisa didalam tubuh saya dan saya bisa melihat wujudnya dengan

sangat jelas seperti saya melihat dengan mata telanjang. Pada pertemuan pertama saya melihat ada dua Jin

laki-laki yang menyerang saya dan waktu itu saya sempat terpukul namun saya tidak merasakan sakit dan

saya dapat membanting salah satu Jin itu sewaktu ia ingin menebas tubuh saya dengan pedangnya hingga

terkena temannya sendiri. Beberapa hari kemudian saya kembali bermimpi dan saya kembali dapat

melihat mereka dengan sangat jelas sekali namun dalam rupa yang sangat menyeramkan dan mentertawai

saya dengan tawa yang cukup mengerikan namun tidak berani mendekati saya.

Pada pertemuan ketiga inilah saya dapat melihat wujud mereka secara lebih nyata wallahualam yaitu ada

Jin yang berbentuk sangat mirip dengan manusia namun tubuhnya begitu besar dan sangat tinggi dan

setan satu lagi berwujud seperti kera dengan tubuh sangat hitam dan pendek kira-kira 50 cm saja. Saya

kali ini benar-benar berkelahi dengan mereka saya benar-benar merasakan mereka menyerang saya. Saya

sempat menangkap Jin yang bertubuh pendek dengan tangan kiri saya lalu saya cengkram tubuhnya

dengan keras dan saya bacakan Ayat Kursi hingga ia terbakar hingga Jin yang satu lagi yang bertubuh

amat mirip manusia itu tidak berani mendekat.

Setelah mendapat pengobatan Ruqyah di Lampung dengan Ustadz Ari Wibowo dan Ustadz Darsono dan

dengan cukup ketat melakukan dzikir juga doa-doa untuk perlindungan diri, juga membeli mendengarkan

kaset Ruqyah yang dibacakan Ustadz Fadlan saya merasa agak baikan. Jin yang ada dalam tubuh saya itu

tidak begitu dapat lagi membuat sensasi-sensasi yang aneh pada bathin saya. Saya juga sempat menelpon

Ustadz Fadlan pada minggu kesatu bulan maret 2003 dan ada kejadian yang cukup berkesan sewaktu saya

menelpon Ustadz Fadlan, begitu Ustadz Fadlan mengangkat Hp-nya dan saya mengatakan bahwa saya

ingin konsultasi tantang masalah Jin yang ada dalam tubuh saya, tiba-tiba saya langsung tidak dapat

mengontrol diri saya lalu Jin yang masih ada dalam tubuh saya itu berteriak-teriak tidak sudi bertemu

Ustadz Fadlan.

Melihat Jin itu berbicara melalui lisan saya maka Ustadz Fadlan langsung meruqyah saya secara jarak

jauh melalui telpon, saya bisa mendengar Jin yang ada dalam tubuh saya itu berteriak-teriak kepanasan

(dalam Terapi Ruqyah melalui Hp itu Alhamdulillah saya bisa mengontrol tangan tubuh dan tangan saya

untuk tetap duduk memegang telpon). Lalu saya disadarkan kembali dan Ustadz Fadlan menyarankan

agar saya menemuinya di Jakarta atau di Yogyakarta.

Saya lalu kembali ke Yogyakarta dan saya sekembalinya di Yogyakarta berniat untuk menemui Ustadz

Fadlan secara langsung. Pada hari jum’at minggu ketiga bulan April 2003 saya menemui Ustadz Fadlan

dengan ditemani teman saya menuju tempat terapi Ruqyah Ustadz Fadlan untuk di Ruqyah.Begitu sampai

ditempat Ustadz Fadlan ada juga kejadian yang cukup menghebohkan setelah saya turun dari motor dan

mendengar suara Ustadz Fadlan yang sedang melakukan Terapi Ruqyah, dada saya langsung terasa sesak

dan saya langsung jatuh terduduk ditanah,lalu saya muntah-muntah, saya merasa ada banyak sekali yang

keluar melalui mulut saya semacam uap yang keluar bersama-sama muntahan saya.

Saya lalu dibawa ke ruangan tempat Ruqyah massal berlangsung,di ruangan itu saya tidak dapat lagi

mengontrol diri saya, Jin yang telah menguasai tubuh saya itu menangis meraung-raung kepanasan, tubuh

saya juga bergetar dengan hebatnya. Setelah setengah jam Jin melalui tubuh saya itu menangis dan

berteriak-teriak kepanasan lalu Ustadz Fadlan secara khusus membacakan ayat-ayat Ruqyah kepada saya

Ustadz Fadlan pada saat meruqyah saya secara langsung sempat beberapa kali memukul-mukul juga

menekan pada beberapa bagian tubuh saya, lalu terjadi dialog Jin yang mendakwakan dirinya sebagai

golongan Jin Ifrit dengan Ust.Fadlan.

Jin itu mengaku mempunyai ribuan anak buah dan dan sebagian besar anak buahnya itu telah pergi dari

tubuh saya dan juga Jin itu mengatakan bahwa gara-gara Ustadz Fadlan banyak sekali anak buahnya yang

tewas terbakar, Jin itu juga mengaku bahwa Reiki itu sebenarnya dari kekuatan dirinya dan dalam

berbagai jenis aliran Reiki yang telah dikuasai saya itu ada banyak jenis Jin yang masuk sesuai dengan

jenis aliran Reiki yang telah dikuasai saya, juga ada banyak Jin lain yang telah membantu dan menguasai

saya pada saat latihan tenaga dalam yang sesungguhnya tenaga dalam itu juga dari kekuatan mereka

(percakapan antara Ustadz Fadlan dengan Jin dalam tubuh saya itu sempat direkam oleh asisten Ustadz

Fadlan).

Lalu Ustadz Fadlan mengajak Jin yang ada dalam tubuh saya itu bertobat dan masuk Islam, tetapi Jin-Jin

yang telah menguasai tubuh saya itu sepertinya enggan masuk Islam bahkan ada salah satu Jin yang takut

pada Pak Gatot Margono mengatakan jika ia keluar maka Pak Gatot akan membunuhnya. Karena

kebandelan mereka setelah didakwahi masih saja tidak mau keluar dari tubuh saya maka Ustadz Fadlan

memukuli kembali mereka (dengan melalui perantara tubuh saya) hingga mereka menjerit-jerit kesakitan

dan kepanasan karena tubuh mereka luka-luka dan terbakar. Akhirnya banyak diantara mereka yang

menyerah kalah, lalu Ustadz Fadlan memberi saya minum air sirih yang telah disaring dan dicampur

garam dan Ustadz Fadlan menyadarkan saya kembali. Selepas saya sadar Ustadz Fadlan lalu memberi

saya amalan doa perlindungan gangguan Jin yang mesti saya amalkan dan Ustadz Fadlan menganjurkan

saya untuk kembali datang karena masih ada sisa Jin yang masih ada dalam tubuh saya.

Pada jum’at berikutnya saya kembali datang untuk kembali di Ruqyah namun kali ini Jin yang masih ada

didalam tubuh saya itu sudah tidak lagi begitu bisa menguasai tubuh saya tetapi masih bisa membuat

getaran-gataran pada tangan dan juga membuat mata saya terus mengeluarkan air mata, dalam prosesi

Ruqyah itu beberapa bagian tubuh saya dipukul untuk mengeluarkan Jin yang masih tersisa.

Alhamdulilllah setelah prosesi Ruqyah itu saya sudah merasa baikan dan saya mulai bisa melaksanakan

ibadah dan aktifitas sehari-hari dengan baik.Lalu pada saya pada minggu-minggu berikutnya terus

mengikuti prosesi Ruqyah dan terus bertahan selama kurang lebih enam bulan lamanya dengan dzikir dan

do’a hingga saya benar-benar bisa terbebas dari pengaruh Jin yang ada pada diri saya.

Wallahualam.

mjbookmaker by:

http://jowo.jw.lt

 
By uchu on 19 November 2010

BKisah Orang yang Bisa Mengkiamatkan Dunia, siapakah Orang Itu.? Orang itu sangat Istimewa, apapun do'anya pasti dikabulkan Oleh ALLAH SWT. Namanya adalah Uwais.

Uwais adalah seorang wali besar pada masa Tabi'in dan paling wara'. Jauh sebelum beliau dilahirkan, Rasulullah telah menceritakan kepada para sahabatnya,diantaranya Abu Bakar, Umar, Ali dan Usman serta beberapa sahabat lainnya seperti dalam sabdanya, "Hai Umar, kelak jika mendapati seseorang yg bernama Uwais al Qarani, mintalah kepadanya barakah dan doa kepada Tuhan, sebab orang itu seandainya meminta kepada Tuhan agar dunia ini kiamat maka pada saat itu pula Allah akan mengabulkannya"dan lagi sabda Beliau, "Seandainya Beliau bersumpah kepada Allah atas sesuatu maka Allah pun menerima dan mengabulkannya"

Umar yakin bahwa dialah yang akan mendapati orang tersebut karena namanya disebut oleh Rasulullah. Pada masa khalifah Abu Bakar, orang tersebut belum juga diketahui, nanti setelah pemerintahan Umar bin khattab, Umar teringat ucapan Rasulullah tentang Uwais al Qarani yang berasal dari Yaman, maka Umar memerintahkan Gubernur Yaman untuk mencari dan menyelidiki rakyatnya yg bernama Uwais dari daerah Qaran.

Perintah khalifah segera dilaksanakan. Berkumpullah orang yaman khususnya dari daerah Qaran di Makkah dan Medinah pada musim haji. Maka di panggillah satu persatu orang-orang tersebut dan diperiksa nama dan tanda-tanda yang telah diberitahukan oleh Rasulullah. Akhirnya Umar memanggil orang tersebut dan merasa yakin bahwa dialah orang yang dijanjikan Rasulullah karena salah satu tanda yang dijanjikan Rasulullah bahwa dia tidak diindahan dan diperdulikan orang.

Umar kemudian menanyai orang tersebut tentang namanya tetapi orang itu tidak menjawab. Sampai tiga kali Sayyidina Umar bertanya, baru dijawabnya, “Nama saya Uwais”. Umar meminta untuk mengangkat tangannya karena Rasulullah memberi tanda bundar putih sebesar uang logam, dan ternyata tanda ini terdapat dalam ketiak Uwais.

Maka seketika itu Umar memeluknya dan menangisinya sambil berkata, “Engkaulah yang dijanjikan Rasulullah SAW. Doakanlah aku agar Allah memaafkanku dan menjadikan kecintaanNya”. Uwais pun berdoa sebagaimana permintaan Umar.

Disamping itu Uwais pun memohon kepada Allah SWT untuk cepat kembali ke sisiNya karena orang-orang sudah mengetahuinya. Allah mengabulkan doanya.

Sebagian ulama Tarikh (sejarah) mengatakan, setelah bertemu Umar, maka Uwais pun menghilang, nanti pada perang al Shiffin pada kekhalifahan Ali bin Abi Thalib ra. Orang-orang melhatnya berperang memihak Ali dan beliau mati syahid dalam perang ini. 

Subhanallah, sungguh Luar Biasa Orang yang Bernama Uwais ini, lantas apa amalan yang dilakukannya.? Amalan yang dilakukan Oleh Uwais cukup Sederhana, yaitu Sangat Taat kepada Ibunya, dan Tidak ingin dikenal atau dipedulikan Orang. Subhanallah.
 
Suatu ketika Ibnu Umar meriwayatkan, Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang membaca 33 ayat-ini  setiap malam (nama ayat-ayat tersebut) maka malam itu ia tidak akan diganggu oleh tujuh bahaya, tidak ada pencuri masuk rumah, terjaga keselamatan dirinya keluarga dan hartanya hingga pagi hari. Hadits ini kemudian didengar oleh Syuaib bin Harb dan ia berkata: Kami menamakan ayat-ayat tersebut sebagai ayat-ayat harb (peperangan) dan di dalamnya mengandung obat penawar dan penyembuh dari segala penyakit, seperti gila, lepra dan sebagainya. Muhammad bin Ali menambahkan “saya membaca ayat-ayat itu kepada guru kami yang lumpuh dan Allah memberikan kesembuhan kepadanya.”

Tiga puluh tiga ayat yang hebat tersebut adalah:
1. EMPAT AYAT PERMULAAN SURAT AL BAQARAH hingga firman Allah Al Muflihun,
2. AYAT KURSI DAN DUA AYAT SESUDAHNYA hingga firman Allah ‘khalidun’ (Al Baqarah 257),
3. TIGA AYAT TERAKHIR SURAT AL BAQARAH, mulai ‘lillahi ma fis samawati wal ardhi’ sampai habis,
4. TIGA AYAT SURAT AL A’RAF mulai ‘Inna rabbakumullah’ (Al A’raf 54) hingga ayat ‘inna rahmatallahi qaribun minal muhsinina’ (Al Araf 56),
5. AYAT TERAKHIR DARI SURAT BANI ISRAIL ‘qulid’ullaha awid’ur rahman (Al Isra 110),
6. AYAT TERAKHIR SURAT AL HASYR, mulai ‘lau anzalna hadzal Qur’ana ‘ala jabalin’ hingga ayat terakhir,
7. DUA AYAT DARI SURAT JIN mulai ‘qul uhiya ilayya’ hingga ayat ‘syathatha’.

Demikian semoga ada manfaatnya. Salam.

@wongalus,2010
 
Picture
Picture
Ibnu Battuta, lengkapnya Abu Abdullah Muhammad ibn Battuta, seorang muslim di bidang hukum Islam, lahir pada tahun 1304 di Tangier, sebuah kota di dekat Selat Gibraltar, Maroko. Battuta memulai perjalanannya pada umur 21 dengan tujuan menunaikan ibadah haji. Melalui jalan darat Battuta menyusuri pantai utara Afrika melewati Aljazair, Tunis, Tripoli, Alexandria, Kairo, Jerusalem, singgah di Damaskus, Madinah dan Makkah. Selama perjalanan pertama ini Battuta menyempatkan diri melihat keajaiban dunia di Alexandria, yaitu pencakar langit Pharos lighthouse setinggi 104m yang kemudian hancur karena gempa di abad tersebut, juga sempat singgah di Pyramids of Giza.

Setelah menunaikan ibadah haji Battuta menyempatkan tinggal dulu di Makkah untuk memperdalam studinya, selain mengunjungi tempat-tempat suci muslim. Tahun 1326 Battuta melanjutkan perjalanan ke wilayah Iran dan Irak sekarang. Setahun berikutnya Battuta kembali ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji yang kedua, dan tinggal selama setahun di kota suci tersebut.
Tahun 1328 Battuta melanjutkan perjalanan ketiganya ke pantai timur Afrika hingga ke kota Kilwa, sekarang Tanzania dan kembali lagi ke Makkah melalui jalur laut ke Teluk Persia dan kembali ke kota suci melalui jalan darat. Battuta kemudian menunaikan ibadah haji yang ketiga kalinya.

Battuta kemudian melanjutkan perjalanan ke wilayah Asia Tengah melalui Anatolia ke Turki Asia. Singgah di Konstantinopel (sekarang Istanbul, Turki) sebelum berlayar menyebrangi Laut Hitam ke wilayah Asia Tengah. Perjalanan dilanjutkan ke dekat wilayah Afghanistan sekarang.

Dari wilayah Sungai Volga, pada tahun 1334 Battuta menerobos wilayah Afghanistan melalui Kabul hingga ke Delhi, India. Di Delhi Battuta bekerja di pengadilan Delhi yang saat itu adalah termasuk negeri muslim. Dengan gajinya yang tinggi Battuta hidup sejahtera selama di India.

Pada tahun 1342 sultan di Delhi mengutus Battuta melakukan perjalanan ke China sebagai Duta Besar. Jalan yang ditempuh adalah pelayaran melalui Kepulauan Maldiva, Sri Lanka, Bangladesh, Myanmar, Kepulauan Andaman, Aceh, Selat Malaka, Singapura, menerobos Laut China Selatan, berlabuh dan meneruskan perjalanan darat ke Beijing.

Pada tahun 1346 Battuta memulai perjalanan pulang dari Beijing, selama empat tahun perjalanan darat dan pelayaran laut, ia kembali ke kota kelahirannya Tangier di Maroko. Pergi berkelana pada umur 21 dan kembali pada umur 44, sebuah perjalanan selama hampir 24 tahun yang mengesankan.

Tak lama di Maroko, Battuta melanjutkan perjalanan menyebrangi Laut Tengah ke Andalusia (wilayah Spanyol selatan), kembali lagi dan menerobos gurun Sahara hingga ke Mali, wilayah Afrika barat.

Pada tahun 1354 Battuta kembali ke tanah kelahirannya dan menetap di kota Fez dan berteman baik dengan sultan. Sang sultan kagum dengan perjalanan Battuta dan meminta Battuta menuliskannya ke dalam sebuah buku, yang dikenal berjudul Rihla atau My Travel. Sebuah perjalanan fantastis sepanjang 120.000km telah ditempuh Battuta. Jika bukunya berbentuk diary tentunya orang akan lebih mengenal Ibnu Battuta dibandingkan dengan Samuel Pepys atau Anne Frank.


 

Masih ada dalam masyarakat kita yang mempunyai persepsi yang kurang benar tentang ruqyah, mereka beraganggapan bahwa ruqyah hany digunakan untuk mengusir jin saja, ternyata ruqyah mempunyai manfaat untuk beberapa terapi diantaranya, untuk terapi penyakit fisik dan psikis. Secara medis terapi ruqyah sudah diakui keefektifannya untuk mengobati penyakit fisik maupun psikis. Terapi ruqyah yang digunakan untuk mengusir jin keefektifannya tergantung pada keadaan terapis, pasien, dan lingkungan dalam proses terapi.

Ada persepsi di kalangan masyarakat awam bahwa terapi ruqyah adalah terapi untuk gangguan atau kesurupan jin atau hal-hal yang bersifat gaib. Kesalahan persepsi tersebut boleh jadi karena sering diadakan ruqyah masal untuk mengusir jin yang ada di dalam diri manusia. Biasanya sebelum diadakan ruqyah masal, peruqyah memberi penjelasan-penjelasan tentang ruqyah yang hanya terbatas untuk mengusir jin. Jarang para peruqyah menjelaskan lebih luas penggunaan metode ruqyah tersebut untuk penyembuhan fisik dan psikis. Paling-paling peruqyah hanya menjelaskan masalah ruqyah syar’iyyah dan ruqyah syirkiyyah dan kurang pembahasan secara ilmiah.
Demikian juga beberapa kajian atau pertemuan ilmiah yang membahas ruqyah masih terbatas membahas metode ruqyah untuk mengusir jin. Biasanya dibahas juga dalam kajian atau pertemuan ilmiah tersebut masalah ruqyah syar’iyyah dan ruqyah syirkiyyah. Jarang dibahas penggunaan ruqyah untuk penyembuhan lebih luas dan ilmiah. Pembahasannya biasanya lebih bersifat fiqhiyyah dari pada ilmiah. Pembahasan yang bersifat fiqhiyyah tidak berarti jelek, tetap bagus, tetapi jika tidak disertai penjelasan yang bersifat ilmiah metode ruqyah kurang dikomunikasikan dengan metode kesehatan lainnya yang bersifat ilmiah. Padahal ,menurut penulis, terapi ruqyah merupakan bagian integral dari kedokteran holistik yang sekarang dikembangkan di dunia kedokteran.
Oleh karena itu dalam tulisan ini secara singkat akan dibahas penggunaan metode ruqyah lebih luas cakupannya dan secara singkat dikaitkan dengan penemuan-penemuan ilmiah di bidang kesehatan baru-baru ini.

Dasar-dasar Terapi Ruqyah
Dasar-dasar terapi ruqyah terdapat di dalam Al Qur’an maupun As Sunnah. Dasar-dasar tersebut antara lain:
Di dalam Surat Al Israa’ ayat 82 Allah berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَاهُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلاَيَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ اِلاَّ خَسَاراً (الاسراء: 82).
Dan Kami turunkan Al-Qur’an menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian (S. Al-Israa’: 82).
Di dalam beberapa Hadis disebutkan:
عَنْ عَلِيِّ بْنِ اَبِى طَالِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “خَيْرُ الدَّوَاءِ القُرْآنُ (رواه ابن ماجه).
Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: “Sebaik-baik pengobatan adalah (dengan) Al-Qur’an.” (H. R. Ibnu Majah).
عَنْ اَبِى حُزَامَةٍ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ اَرَاَيْتَ رُقًّى نَسْتَرْقِيْهَا وَدَوَاءً نَتَدَاواى بِهِ وَتُقَاةً نَتَّقِيْهَا. هَلْ تَرُدُّ مِنْ قَدْرِاللهِ شَيْئاً فَقَالَ هِىَ مِنْ قَدَرِ اللهِ (رواه احمد والترمذى).
Dari Abi Khuzamah, ia berkata: Aku berkata: Ya Rasulullah! Bagaimana pendapatmu tentang melafazkan kata-kata doa untuk memohon kesembuhan (ruqyah), kami bacakan ruqyyah itu dan tentang obat yang kami pergunakan untuk mengobati penyakit serta tentang kata-kata doa untuk mohon perlindungan/pemeliharaan (taqiyyah), lalu kami bacakan taqiyyah itu? Tidaklah hal itu berarti menolak taqdir (ketentuan) Allah? Maka Nabi SAW menjawab: Hal itu juga termasuk taqdir Allah (H. R. Ahmad dan Turmudzi).
عَنْ اَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنِ اشْتَكَى مِنْكُمْ شَيْئاً اَوِ اشْتَكَاهُ اَخٌ لَهُ فَلْيَقُلْ: رَبَّنَااللهَ الَّذِىْ فِى السَّمَآءِ تَقَدَّسَ اسْمُكَ وَاَمْرُكَ فِىالسَّمَآءِ وَاْلاَرْضِ كَمَارَحْمَتُكَ فِى السَّمَآءِ فَاجْعَلْ رَحْمَتَكَ فِىاْلاَرْضِ وَاغْفِرْلَنَاذُنُوْبَنَاوَخَطَايَانَا اَنْتَ رَبُّ الطَّيِّبِيْنَ اَنْزِلْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ وَشِفَاءً مِنْ شِفَاعِكَ عَلَى هذَ الْوَجْعِ فَيَبْرَأَ بِاِذْنِ اللهِ (رواه ابوداود).
Dari Abi Dardaa’, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda: Barangsiapa di antara kamu mengadukan (kepada Allah) tentang sesuatu atau saudaranya yang mengadukan (kepada Allah) tentang sesuatu (penyakit), maka hendaklah dia mengucapkan (doa): Ya Tuhan kami, Allah yang berada di langit! Maha Suci nama-Mu. Perintah-Mu lah yang (berlaku) di langit dan bumi. Sebagaimana rahmat-Mu di langit, maka jadikanlah rahmat-Mu di bumi. Ampunilah dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kami. Engkau-lah Tuhan seluruh orang-orang yang baik (sehat). Turunkanlah rahmat dan kesembuhan dari sisi-Mu terhadap penyakit ini. Maka penyakit akan sembuh dengan izin Alah (H.R. Abu Dawud).
عَنْ اَبِى سَعِيْدِ الْخُذْرِيِّ قَالَ اَنَّ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاِمُ اَتَى النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَامُحَمَّدٌ اَشْتَكَيْتَ؟ قَالَ: نَعَمْ. فَقَالَ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بِاسْمِ اللهِ اَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ دَاءٍ يُؤْذِيْكَ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ اَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ اَللهُ يَشْفِيْكَ بِاسْمِ اللهِ اَرْقِيْكَ (رواه مسلم).
Dari Abi Sa’id Al Khudri, ia berkata: Bahwasanya Jibril ‘Alaihis Salam datang kepada Nabi SAW, lalu berkata: ‘Ya Muhammad! Sakitkah engkau?’ Nabi berkata: ‘Ya.’ Maka Jibril AS. berkata: ‘Dengan nama Allah, aku mohonkan ruqyah untukmu dari setiap penyakit yang menimpamu dan juga dari setiap jiwa maupun mata orang yang dengki. Allah akan menyembuhkan engkau. Dengan nama Allah, aku akan melakukan ruqyah untukmu.’ (H. R. Muslim).

Terapi Ruqyah
Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah terapi ruqyah merupakan terapi dengan melafatkan doa baik dari Al Qur’an maupun As Sunnah untuk menyembuhkan suatu penyakit (Agil, 1994: 41). Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah terapi ruqyah tidak terbatas pada gangguan jin, tetapi juga mencakup terapi fisik dan gangguan jiwa.
Terapi ruqyah, menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah, merupakan salah satu metode penyembuhan yang digunakan oleh Rasulullah saw. Di samping metode ruqyah Rasulullah saw. juga menggunakan metode pembekaman, pemanasan, makanan, minuman, harum-haruman, lingkungan, dsb. (Agil, 1994: 2-22).
Terapi ruqyah ini secara syariat dibagai menjadi dua, yaitu Ruqyah Syar’iyyah dan Ruqyah Syirkiyyah. Ruqyah Syar’iyyah mempunyai tiga syarat. Pertama, menggunakan ayat-ayat Al Qur’an atau Hadis dengan tanpa mengubah susunan kalimatnya. Kedua, menggunakan bahasa Arab yang fasih, dibaca denagn jelas, sehingga tidak berubah dari makna aslinya. Ketiga, meyakini bahwa bacaan ayat-ayat Al Quran dan Hadis tersebut hanyalah merupakan sarana atau wasilah untuk penyembuhan, sedangkan yang menyembuhkan pada hakikatnya adalah Allah SWT sendiri. Oleh karena hendaklah memperbagus sarana tersebut sehingga dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Adapun Ruqyah yang Syirkiyyah adalah ruqyah dengan memohon bantuan kepada selain Allah atau memohon kepada Allah sekaligus juga memohon kepada yang lain. Bacaannya pun tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, meskipun kadang-kadang caranya mirip dengan ruqyah syar’iyyah (Bishri, 2005: 21-22). Misalnya Al Quran dibaca dari huruf yang terakhir (dibolak balik), atau membaca mantra-mantra dengan mengagungkan syetan atau jampi-jampi buatan seseorang dengan bahasa tertentu (Majalah Ghaib, No.3/Tahun 1/ 2003: 45).

Terapi Ruqyah untuk Penyakit Fisik
Ada beberapa contoh ruqyah untuk pengobatan fisik yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Misalnya ruqyah untuk menyembuhkan sengatan kalajengking. Sebagaimana disebutkan di dalam Hadis sbb:
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syuaibah dalam Musnad-nya dari Hadis Abdullah bin Mas’ud , ia menceritakan:
بَيْنَارَسُوْلُ الله صلعم يُصَلِّى, اِذْ سَجَدَ: فَلَدَ غَتْهُ عَقْرَبٌ فِى اِصْبِعِهِ, فَانْصَرَفَ رَسُوْلُ الله صلعم, وَقَالَ: لَعَنَ الله ُ الْعَقْرَبَ: مَاتَدْعُ نَبِيّاً وَلاَ غَيْرَهُ. قاَلَ: ثُمَّ دَعَا بِاءِنَافِيْهِ مَاءٌ وَمِلْحٌ, فَجَعَلَ يَضَعُ مَوْضِعَ اللَّدْغَةِ فِى الْمَاءِ وَ الْمِلْحِ, وَيقْرَأُ قُلْ هُوَ الله ُ أَحَدٌ, وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ. حَتَّى سَكَنَتْ.
Ketika Rasulullah SAW shalat, pada saat beliau berujud, tiba-tiba seekor kalajengking menyengat jari tangannya. Maka Rasulullah keluar dan berkata: Semoga Allah melaknat kalajengking. Kalajengking tidak membeda-bedakan antara seorang nabi dengan yang lainnya. Kemudian Rasulullah menyuruh diambilkan air dan garam, lalu bagian yang disengat kalajengking tersebut direndam dengan air garam itu sambil membaca Qul huwallahu ahad dan muawwidzatain sehingga rasa sakitnya reda.
Selanjutnya diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya, dari Utsman bin Abil Ash diceritakan bahwa ia pernah datang menemui Rasulullah menceritakan sakit yang diseritanya di bagian tubuhnya semenjak ia masuk Islam. Maka Nabi SAW bersabda:
“Letakkanlah tanganmu di atas bagian tubuhmu yang sakit, lalu ucapkan bismillah tiga kali, dan ucapkanlah doa berikut sebanyak tujuh kali:
أَعُوْذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَ قُدْرَتِهِ, مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
“Aku berlindung dengan kemuliaan dan kekuasaan Allah dari keburukan apa yang kudapati dan kukhawatirkan akan terjadi.”
Menurut Ibnul Qayyim Al –Jauziyah terapi ruqyah ini mengandung beberapa hal, antara lain menyebut nama Allah, menyerahkan urusan kepada-Nya, memohon perlindungan dengan kemuliaan dan kekuasaan-Nya dari bahaya rasa sakit. Semua cara ini dapat menghilangkan rasa sakit, lalu diulang-ulang agar lebih manjur dan lebih mengena. Sama halnya dengan meminum obat yang juga harus berulangkali agar dapat mengeluarkan materi penyakit. Bilangan tujuh kali itu mengandung keistimewaan (Abu Umar, 2005: 225-226).
Di dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim diriwayatkan bahwa Nabi SAW apabila menjenguk keluarganya yang sedang sakit,beliau mengusap tubuhnya dengan tangan kanan beliau sambil berkta:
اَللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ, أَذْهِبِ الْبَأْسَ: وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِى, لاَ شِفَاءَ اِلاَّ شِفَاؤُكَ, شِفَاءً لاَيُغَادِرُ سَقَماً.
Ya Allah, Rabb dari sekalian manusia! Lenyapkanlah rasa sakitnya, berikanlah kepadanya kesembuhan karena Engkau adalah Yang Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan karena pertolongan-Mu; kesembuhan yang tidak diiringi dengan sakit lain.
Menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyah ruqyah ini mengandung unsur tawassul kepada Allah melalui kesempurnaan rububiyah dan rahmat-Nya yang memberi kesembuhan. Karena memang Allah satu-satunya yang dapat memberikan kesembuhan. Sesungguhnya kesembuhan itu berasal dari-Nya. Oleh karena itu ruqyah ini sudah mengandung tawassul kepada Allah melalui tauhid, ihsan dan keyakinan terhadap Rububiyah Allah (Abu Umar, 2005: 225-226).
Terapi ruqyah dengan membaca ayat-ayat atau doa dari Al Qur’an dan As Sunnah telah banyak dipraktekkan dalam penyembuhan penyakit fisik. Di Indonesia misalnya dilakukan oleh Ustadz Haryono dengan membaca Al Fatihah dan ayat-ayat maupun do’a dari Al Qur’an dan As Sunnah. Kurang lebih sembilan juta pasien pernah ditanganinya (Damarhuda, 2005: 1-2, 52). Berdasarkan berbagai kesaksian, banyak dari pasiennya mengalami kemajuan dalam kesehatannya maupun memperoleh kesembuhan. Demikian juga beberapa Pondok Pesantren, Yayasan Islam, Kyai, Ustadz, dan banyak orang Islam secara individu maupun kelompok telah mempraktekkan ruqyah untuk penyakit fisik.
Secara medis terapi ruqyah dalam arti membacakan ayat-ayat atau doa-doa dari Al Qur’an maupun As Sunnah mempunyai pengaruh dalam penyembuhan fisik. Sebanding dengan terapi ruqyah, terapi doa telah diteliti keefektifannya dalam penyembuhan fisik. Dr. Dossey, dokter lulusan Universitas di Texas, menjelaskan bahwa setelah ia mengumpulkan beberapa penelitian tentang terapi doa, dia menjelaskan bahwa ternyata doa dapat mengendalikan sel-sel kanker, sel-sel pemacu, sel-sel darah merah, enzim, bakteri, jamur, dan sebagainya (T. Hemaya, 1997: 171-172). Senada dengan Dr. Dossey, William G. Braud, direktur riset di Institute of Transpersonal Psychology di Palo Alto, melaporkan bahwa manusia mampu mempengaruhi secara mental dan dari jarak jauh, berbagai sasaran biologis misalnya bakteri, koloni ragi, motile algae (semacam tumbuhan), tanaman, protozoa, larva, woodlice (semacam kutu kayu), semut, anak ayam, tikus, kucing, anjing, juga preparat sel (sel darah, neuron, sel kanker) dan kegiatan enzim. Pada sasaran manusia, misalnya mempengaruhi gerakan mata, gerakan motorik, kegiatan elektrodermal, kegiatan pletismografik, pernafasan, dan irama otak (Saputra, 2003: 306). Hal ini menunjukkan bahwa doa atau kegiatan pikiran manusia dapat mempengaruhi makhluk, termasuk kesehatannya. Selanjutnya Dr. Dadang Hawari menyatakan bahwa suatu studi terhadap 393 pasien jantung di San Fransisco menunjukkan bahwa kelompok pasien yang terapinya ditambah dengan terapi doa sedikit sekali yang mengalami komplikasi, sedang yang tidak menggunakan terapi doa banyak menimbulkan komplikasi dari penyakit jantungnya (Hawari, 1997: 8). Berikutnya dr. H. Tb. Erwin Kusuma Sp Kj, seorang spesialis kedokteran jiwa di klinik Prorevital, menyatakan bahwa air yang telah diberi doa akan berubah struktur molekunya dan dapat digunakan sebagai obat (Intisari, 2002: 61-64). Senada dengan pendapat dr. H. Tb.Erwin di atas, sebuah penelitiandi Jepang yang dilakukan oleh Dr. Emoto menunjukkan bahwa struktur molekul air akan berubah bila diberi kata-kata atau suara. Ia kemudian menjelaskan bahwa tubuh manusia kurang-lebih 70 persennya adalah air, maka akan ada perubahan bila diberi kata-kata, suara, atau doa (Bambang, 2006: 14-19). Perubahan struktur air di dalam tubuh ini mempengaruhi tingkat kesehatannya.
Beberapa penelitian tentang efek doa terhadap kesehatan di atas, secara tidak langsung, membuktikan bahwa terapi ruqyah, doa dari Al Qur’an dan As Sunnah, mempengaruhi terhadap penyembuhan sakit fisik.

Terapi Ruqyah untuk Gangguan Jiwa
Adapun terapi ruqyah untuk gangguan jiwa disebutkan di dalam beberapa hadis berikut:
Di dalam Sunan Abu Dawud dengan sanad yang shahih melalui Kharijah Ibnush Shilt, dari pamannya yang menceritakan:
اَتَيْتُ النَّبِىَّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, فَاَسْلَمْتُ, ثُمَّ رَجَعْتُ فَمَرَرْتُ عَلَى قَوْمٍ عِنْدَ هُمْ رَجُلٌ مَجْنُوْنٌ مُوْثَقٌ بِالْحَدِيْدِ, فَقَالَ اَهْلُهُ اِنَّاحُدِّثْنَا اَنَّ صَاحِبَكَ هذَا قَدْ جَاءَ بِخَيْرٍ, فَهَلْ عِنْدَكَ شَيْءٌ تُدَاوِيْهِ؟ فَرَقَيْتُهُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ, فَبَرَأَ, فَاَعْطَوْنِى مِائَةَ شَاةٍ, فَاَتَيْتُ النَّبِىَّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاَخْبَرْتُهُ فَقَالَ هَلْ اِلاَّ هذَا وَفِى رِوَايَةٍ: هَلْ قُلْتَ غَيْرَ هذَا؟ قُلْتُ, لاَ, قَالَ: خُذْهَا فَلَعَمْرِى لَمَنْ اَكَلَ بِرُقْيَةِ بَاطِلٍ,لَقَدْ اَكَلْتَ بِرُقْيَةِ حَقٍّ.
Aku datang kepada Nabi saw. dan masuk Islam, kemudian aku pulang. Aku bertemu dengan suatu kaum, di antara mereka terdapat seorang laki-laki gila dalam keadaan diikat dengan belenggu besi. Lalu keluarganya berkata, “Sesungguhnya kami mendapat berita bahwa temanmu itu (Nabi saw.) telah datang dengan membawa kebaikan, apakah engkau punya sesuatu untuk mengobatinya?” Aku meruqyahnya dengan bacaan Fatihatul Kitab, ternyata ia sembuh, lalu mereka (keluarga si sakit) memberikan seratus ekor kambing. Aku datang kepada Nabi saw. dan menceritakan hal itu kepadanya, lalu beliau bersabda, “Apakah hanya ini (yang engkau ucapkan)?” Menurut riwayat yang lain disebutkan, “Apakah engkau mengucapkan selain itu?” Aku menjawab, “Tidak.” Beliau saw. bersabda, “Ambillah ternak itu. Demi umurku, sesungguhnya orang yang memakan dari hasil ruqyah batil (tidak boleh tetapi engkau memakan dari ruqyah yang benar.”
Selanjutnya disebutkan juga di dalam hadis riwayat Abu Dawud. Di dalam hadis tersebut Abu Dawud mengatakan bahwa dia mengetengahkannya melalui Kharijah, dari pamannya yang menceritakan:
اَقْبَلْنَا مِنْ عِنْدِ النَّبِىِّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاَتَيْنَا عَلَى حَيٍّ مِنَ الْعَرَبِ فَقَالُوْا:عِنْدَكُمْ دَوَاءٌ, فَاِنَّ عِنْدَنَا مَعْتُوْهاً فِى الْقُيُوْدِ فَجَاؤُوْابِالْمَعْتُوْهِ فِى الْقُيُوْدِ فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ ثَلاَثَةَ اَيَّامٍ غُدْوَةً وَعَشِيَّةً, اَجْمَعُ بُزَاقِى ثُمَّ اَتْفُلُ فَكَأَنَّمَانَشِطَ مِنْ عِقَالٍ فَاَعْطَوْنِى جُعْلاً فَقُلْتُ لاَفَقَالُوْا سَلِ النَّبِىَّ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ: قُلْ فَلَعَمْرِى مَنْ اَكَلَ بِرُقْيَةِ بَاطِلٍ لَقَدْ اَكَلْتَ بِرُقْيَةِ حَقٍّ.
Kami kembali (pulang) dari sisi Nabi saw., lalu kami sampai pada suatu kabilah orang Badui. Mereka berkata, “Apakah kalian memiliki obat penawar, karena sesungguhnya di kalangan kami ada seorang yang gila dibelenggu dengan rantai.” Lalu mereka mendatangkan orang gila tersebut dalam keadaan terbelenggu. Maka aku membacakan kepadanya Fatihatul Kitab selama tiga hari setiap pagi dan petang. Aku menghimpun ludahku, lalu kuludahkan kepadanya sehingga si gila tersebut seakan-akan baru lepas dari ikatannya (sembuh), lalu mereka memberiku upah. Tetapi aku berkata, “Jangan.” Mereka berkata, “ Tanyakanlah dahulu kepada Nabi saw.” Aku bertanya kepada Nabi saw. dan beliau bersabda, “Makanlah demi umurku, barang siapa yang memakan (dari hasil) ruqyah yang batil (hukumnya haram), sesunguhnya engkau makan dari ruqyah yang benar.”
Terapi ruqyah untuk gangguan jiwa ini telah dipraktekkan di beberapa pesantren di Indonesia. Misalnya di Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya (Praja, 1995: 61-63), Pondok Pesantren Raudhatul Muttaqien Yogyakarta, Pondok Pesantren Al Ghafur Situbondo (Rendra, 2000: 219), Pondok Pesantren Al Islamy, Kulon Progo, Yogyakarta (Setyanto, 2005: 55-58), dan di beberapa Pondok Pesantren maupun Yayasan Islam lainnya.
Secara medis metode ruqyah dalam arti membacakan ayat-ayat atau doa-doa yang terdapat di dalam Al Qur’an maupun As Sunnah, sudah dapat diterima keefektifannya dalam terapi gangguan jiwa. Beberapa penerapan terapi doa, senada dengan ruqyah (doa dari Al Qur’an dan As Sunnah) yang dilakukan pada terapi gangguan jiwa di berbagai tempat telah membantu penyembuhan para penderita gangguan jiwa. Misalnya Dr. Dossey , dokter lulusan Universitas di Texas, menjelaskan bahwa hasil penelitian di Universitas Redland, California menunjukkan bahwa doa mempunyai pengaruh terhadap penyembuhan gangguan jiwa (T. Hemaya, 1997: 171-172). Selanjutnya hasil penelitian Snyderman (1996) menyatakan bahwa terapi medik saja tanpa disertai dengan agama (berdoa dan berzikir) tidaklah lengkap, sebaliknya terapi agama saja tanpa disertai dengan terapi medik tidaklah efektif (Hawari, 2002: 24). Suatu organisasi yang bernama Pastoral and Humanization Service telah memberikan pelayanan kesehatan jiwa agama ke rumah-rumah sakit dalam bentuk rawatan rohani pada penderita yang selama ini hanya menerima rawatan medik psikiatrik saja. Ternyata metode integrasi ini membawa hasil yang lebih baik, yaitu gejala-gejala gangguan jiwa lebih cepat teratasi dan lamanya perawatan di rumah sakit jiwa (long stay hospitalization) dapat diperpendek (Hawari, 2002: 50).
Berdasarkan beberapa penelitian tentang pengaruh do’a terhadap penyembuhan gangguan jiwa di atas, secara tidak langsung membuktikan bahwa terapi ruqyah, dengan menggunakan doa dari Al Qur’an dan As Sunnah, mempunyai pengaruh terhadap penyembuhan gangguan kejiwaan.

Terapi Ruqyah untuk Gangguan Jin
Gangguan Jin merupakan fenomena penyakit yang khas, meskipun biasanya mempunyai gejala yang hampir sama dengan penyakit fisik dan psikis. Biasanya baru diketahui setelah berbagai macam pengobatan fisik dan psikis gagal mengatasinya. Misalnya pasien sudah diobati dengan berbagai obat fisik, tetapi tidak ada pengaruhnya dan sakitnya tetap tidak berkurang. Demikian juga pasien sudah diberi berbagai obat psikis, misalnya obat penenang, tetapi pasien tetap tidak bisa tidur dan tetap agresif maupun menutup diri dalam jangka waktu lama. Tetapi kadang-kadang cepat diketahui oleh orang yang berpengalaman dalam meruqyah gangguan jin, karena ada tanda-tanda khusus yang tampak (misalnya pandangan mata maupun pancaran energinya yang dapat dirasakan). Tetapi yang paling jelas adalah reaksi si pasien setelah dibacakan ayat-ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Al Qur’an dan As Sunnah. Biasanya ada reaksi geliatan tubuh, mimik takut atau marah, teriakan-teriakan, dan sebagainya.
Berkaitan dengan fenomena di atas, maka terapi ruqyah terhadap gangguan jin perlu dilakukan. Ali bin Muhammad bin Mahdi al Qarni dan Syek Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz secara garis besar menjelaskan proses terapi ruqyah terhadap gangguan jin sebagai berikut:
1. Pada Tahap Persiapan
a. Bagi terapis :
1) Mempunyai akidah yang bersih dan murni dan direalisasikannya dalam ucapan dan perbuatan.
2) Ia yakin bahwa firman Allah mempunyai pengaruh yang dahsyat untuk mengusir jin dan setan atas izin Allah SWT.
3) Mengetahui seluk beluk tentang jin.
4) Mengetahui pintu-pintu atau peluang-peluang masuknya jin.
5) Mengetahui perbuatan-perbuatan haram yang menyebabkan masuknya setan.
6)Biasa berdzikir kepada Allah SWT.
7) Beniat ikhlash ketika mengobati.
Sebelum mengobati hendaknya ia dan pasien berwudlu terlebih dahulu.
9)Memohon bantuan kepada Allah SWT dalam mengusir jin.
10)Menjauhkan tempat pengobatan dari lagu-lagu, musik, gambar-gambar yang menjurus pada maksiyat, situasi yang menjurus maksiyat, anjing di rumah, dsb.

b.. Bagi Pasien.
1) Si pasien dan keluarga diberi pengetahuan dan nasihat-nasihat tentang aqidah Islam yang benar dan murni sehingga hatinya terlepas dari ketergantungan selain Allah SWT.
2) Dijelaskan pada pasien perbedaan pengobatan ruqyah dengan pengobatan ahli sihir dan dukun, serta dijelaskan pada pasien bahwa Al Quran mengandung obat dan rahmat bagi orang yang beriman.
3) Jika pasien memakai azimat hendaknya dibuang dan dibakar.
4) Jika pasien tersebut seorang wanita, hendaknya tertutup auratnya, disertai seorang mahram, dan orang lain selain mahramnya dilarang masuk ke tempat pengobatan.
2. Pada tahap pengobatan
Pada tahap ini terapis membaca Surat atau ayat-ayat yang dapat mengusir jin, misalnya: Al Fatihah, Al Ikhlash, Al Falaq, An Naas, ayat Kursi, tiga ayat terakhir dari Surat Al Baqarah, dsb.

3. Pasca Pengobatan.
a. Si pasien hendaknya menjaga shalat berjamaah.
b. Si pasien senantiasa berdzikir kepada Allah SWT.
c. Si pasien beberapa hari atau minggu setelah pengobatan kembali lagi pada terapis untuk dibacakan ayat-ayat Al Qur’an kembali.
d. Si pasien hendaknya selalu membaca basmalah setiap saat dan kesempatan.
e. Si pasien aktif mendengarkan bacaan Al Quran atau membacanya sendiri (Ali, 1999: 80-86).
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa terapi ruqyah tidak hanya digunakan untuk terapi gangguan jin sebagaimana difahami orang, tetapi dapat juga digunakan untuk penyembuhan sakit fisik maupun psikis. Secara medis terapi ruqyah dapat diterima keefektifannya dalam penymbuhan fisik maupun psikis.

Penutup
Terapi ruqyah merupakan salah satu terapi yang digunakan Rasulullah SAW dari beberap terapi yang lain dalam mengobati penyakit. Terapi ruqyah tidak hanya digunakan untuk mengusir jin, tetapi juga untuk terapi penyakit fisik dan psikis. Secara medis terapi ruqyah sudah diakui keefektifannya untuk mengobati penyakit fisik maupun psikis. Terapi ruqyah yang digunakan untuk mengusir jin keefektifannya tergantung pada keadaan terapis, pasien, dan lingkungan dalam proses terapi.

by, ki ragasukma sadjati

Tulisan ini dikirim pada pada 15 Januari 2011 00:45 dan di isikan dibawah TERAPI RUQYAH. Anda dapat meneruskan melihat respon dari tulisan ini melalui RSS 2.0 feed. r Anda dapat merespon, or trackback dari website anda.